Jumat, 07 Agustus 2015

UKM Maju Pesat, Kucuran Dana Berlipat


Langkah pengembangan usaha ekonomi informal berbasis home industry terus menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Malang. Pemkab, melalui Dinas Koperasi dan UKM meyakinkan bahwa dana kucuran berupa kredit bagi industri kecil dan menengah semakin bertambah dari tahun ke tahun. Tahun 2013 ini, kucuran dana yang dialokasikan dalam APBD mencapai Rp 9,2 miliar.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Malang, Bambang Sumantri menyebut, pertumbuhan alokasi dana itu tak lepas dari makin maraknya pusat ekonomi informal berbasis home industry skala kecil dan menengah. 
“Tahun 2009, alokasi APBD untuk UMKM hanya Rp 3,6 miliar, tiga tahun berikutnya, tahun 2012 ditambah Rp 700 juta jadi Rp 4,3 milar,” ujar Bambang.
Dibandingkan dengan realisasi alokasi APBD untuk UMKM tahun lalu, kucuran dana yang disodorkan oleh Dinas Koperasi dan UKM naik 100 persen. Tingginya dana alokasi dari APBD untuk industri kecil dan menengah tak lepas dari pertumbuhan UMKM itu sendiri di Kabupaten Malang.
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Malang mencatat, jumlah usaha kecil dan menengah yang tersebar di seluruh penjuru daerah ini mencapai 273,091 unit. Jumlah ini sanggup menyerap hampir setengah juta tenaga kerja, tepatnya 469,274 orang pada tahun 2012.
Praktis, hal ini membuat kucuran dana kredit dari APBD juga meningkat. Bambang menerangkan, dari jumlah dana APBD bagi UMKM, lebih dari separuh, yakni Rp 6,69 miliar telah dikucurkan bagi sekitar pelaku UMKM di penjuru Kabupaten Malang.
Sisa dana sekitar Rp 2,5 miliar telah disebar bagi koperasi-koperasi yang ada di daerah pimpinan H Rendra Kresna ini.
Kredit yang diambil dari dana bergulir APBD ini memiliki suku bunga yang cukup rendah, dan dirasa tidak memberatkan para pelaku industri kecil dan menengah. 
“Persyaratan untuk cair cukup mudah, bunganya hanya 0,5 persen per bulan, atau ditotal sekitar 6 persen tiap tahun,” terangnya menyebut, dana APBD Pemkab wajib dikembalikan karena adalah dana bergulir.
Bambang menegaskan, tingkat pengembalian kredit secara pukul rata mencapai Rp 400 juta per bulan. Dana balen itu digulirkan kembali oleh Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) kepada pelaku usaha kecil menengah dan koperasi yang membutuhkan sokongan kredit.
Pria ramah ini menyebut, realisasi nominal kucuran dana yang diberikan kepada UMKM pun cukup beragam, tergantung besar-kecilnya industri, berkisar dari Rp 1 juta sampai Rp 100 juta. 
“Tapi jangan sampai UMKM telat atau lambat dalam pengembalian angsuran dana bergulir, itu bisa berdampak pada macetnya UMKM lain,” tutupnya.(fin/jon)

0 komentar :

Posting Komentar

 
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat !!!