Kamis, 06 Agustus 2015

Asyiknya Berpetualang di Museum Malang Tempo Doeloe


ingin berkunjung ke museum dengan nuansa yang berbeda? Ya, Museum Malang Tempo Doeloe jawabannya. Kalau museum pada umumnya terlihat kuno dan kurang menarik, di museum ini Anda akan menjumpai suasana fresh dan sangat modern. Image horor dan jadul samasekali tidak tampak di museum ini. Tak lengkap rasanya jika berwisata ke kota apel tidak mengunjungi Museum Malang Tempo Doeloe.
foto: www.halomalang.com
                    foto: www.halomalang.com
Museum Tempo Doeloe memang terbilang masih sangat baru. Terletak tidak jauh dari area belakang Balai Kota Malang tepatnya di Jalan Gajah Mada, museum ini diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2012 oleh Dwi Cahyono. Ia merupakan pemilik museum sekaligus Ketua Dewan Kesenian Malang serta penggagas Festival Malang Kembali Malang Tempo Doeloe.
Kondisi luar bangunan yang terkesan modern membuat pengunjung tidak akan mengira kalau di dalamnya terdapat sebuah museum yang unik. Konsep museum ini memang tidak seperti museum kebanyakan di Indonesia. “New Concept Modern Live Museum” adalah konsep yang ditawarkan Museum Malang Tempo Doeloe. Berbagai informasi menarik akan kita dapatkan di museum ini. Mulai dari ilmu paleontologi, pra sejarah, sejarah, hingga perang kemerdekaan.
foto: www.liburananak.com
foto: www.liburananak.com
Di dalam Museum Malang Tempo Doeloe terdapat 20 ruang atau wahana dengan berbagai konsep. Masuk ke dalam wahana paling awal, pengunjung  akan diajak berpetualang ke zaman 1,5 juta tahun yang lalu. Dalam ruangan ini terdapat berbagai koleksi benda-benda peninggalan sejarah, serta cara mengenali umur benda purbakala tersebut. Terdapat pula informasi asal-usul wilayah kota Malang yang dikelilingi oleh berbagai gunung besar yaitu G. Kelud, G. Kawi, G. Welirang, G. Arjuna, G. Bromo, G. Tengger, dan G. Semeru. Informasi ini diperjelas dengan adanya video yang diputar, begitu pula dengan beberapa wahana-wahana berikutnya.
Selanjutnya, pengunjung akan diajak ke masa kota Malang saat tahun 760 Masehi, dimana terdapat hutan masa Kerajaan Kanjuruhan. Setelah melewati hutan tersebut, kita bakal diajak untuk mengenal Kerajaan Singasari. Di dalamnya terdapat suatu wahana yang menggambarkan pertapaan Ken Arok saat masih menguasai Kerajaan Singasari.
foto: www.indohay.com
                       foto: www.indohay.com
Perjalanan berlanjut ke masa kerajaan selanjutnya seperti Kerajaan Kediri, Kerajaan Majapahit, dan sebagainya. Di dalam ruangan ini terdapat silsilah lengkap raja-raja yang berpengaruh disertai dengan berbagai miniatur arca dan patung lilin. Yang menarik, terdapat diorama adegan penculikan Ken Dedes oleh Tunggul Ametung yang dramatis. Di sana juga terdapat koleksi prasasti dan buku-buku asli sejarah Jawa dan Indonesia. Tak hanya itu, ada pula berbagai miniatur rumah masa lalu yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan manusia pra sejarah. Menariknya, di sini pengunjung diperbolehkan untuk mencoba membuat kerajinan dari tanah liat, menumbuk jagung dengan alat tradisional, memainkan permainan tradisional dari batok kelapa, dan lain-lain.
Selanjutnya, kita akan melewati zaman perkembangan seperti zaman manusia mulai mengenal kerajinan tembikar, kerajinan besi yang memperlihatkan alat-alat untuk membuat keris, alat-alat unik dan bahan-bahan untuk memasak seperti mixer tempo dulu, penangkap tikus, dan koleksi rempah-rempah. Dari ruangan ini maupun area lainnya, wisatawan akan mendapatkan banyak sekali pengetahuan. Ditambah lagi pada pintu tiap area/ruang terdapat tahun kejadian yang akan membantu pengunjung memahami timeline sejarah yang sedang dilewati.
foto: www.nrmnews.com
foto: www.nrmnews.com
Memasuki wahana baru, kita akan melewati zaman saat para pendatang dari negara luar masuk ke nusantara. Terdapat ilustrasi lengkap seperti lukisan, peta Indonesia, awal mula pendudukan Belanda, dan lain-lain. Koleksi yang dihadirkan ada banyak sekali seperti foto, gambar asli lambang kota Malang, dan dokumen-dokumen asli yang mempengaruhi perkembangan kota Malang. Semua koleksi di museum ini ternyata sudah dikumpulkan oleh pemilik museum sejak 15 tahun yang lalu. Sebagian besar koleksi di Museum Malang Tempo Doeloe ini asli dan beberapa merupakan imitasi. Oya, prasasti yang terdapat di museum ini didatangkan dari Skotlandia oleh pemilik museum yang data-datanya didapatkan dari dokumen Belanda.
Wahana berikutnya cukup menarik sebab menampilkan koleksi foto hitam putih yang dipajang di seluruh sisi dinding dan plafon. Ruangan tanpa tulisan ini asyik sekali karena Anda bisa menebak-nebak sendiri berbagai bangunan kolonial Belanda dan tempat-tempat di Malang di masa lampau.
foto: www.batikimono.blogspot.com
               foto: www.batikimono.blogspot.com
Setelah melewati ruangan penuh foto, pengunjung akan diperlihatkan silsilah dan foto-foto para pemimpin kota Malang. Mulai dari keturunan orang Belanda hingga orang Indonesia asli, sampai foto pemimpin kota Malang ke 45 yaitu walikota Malang saat ini. Masa pendudukan Jepang di Malang juga dihadirkan di sini. Terdapat penjara besi serta koran-koran dan majalah asli Jepang yang pernah terbit di Malang. Uniknya, selain terdapat alat-alat elektronik masa lalu juga terdapat puluhan topi tentara yang ditempelkan menjulang tinggi di tembok.
Ilustrasi Rapat KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang pernah diadakan di Malang juga sangat menarik. Terdapat patung Bung Hatta yang memimpin rapat serta koleksi peralatan jadul seperti pemutar film dan faksimile. Selanjutnya adalah ruangan Malang Bumi Hangus, yang menampilkan foto-foto bangunan kota Malang yang dibakar. Ditampilkan pula benda-benda peninggalan pejuang dan pahlawan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Ada Bung Hatta, maka ada pula Bung Karno. Di ruangan sebelahnya terdapat patung Bung Karno dan dokumentasi saat ia meresmikan monumen Tugu Malang.
foto: www.tripadvisor.co.uk
foto: www.tripadvisor.co.uk
Wahana terakhir menampilkan kota Malang saat ini, dengan replika Festival Malang Kembali Malang Tempo Doeloe. Oya, Museum Malang Tempo Doeloe ini mendapat banyak apresiasi dari para tokoh sejarah dan budaya di Indonesia. Suasana atraktif dan menyenangkan membuat museum ini sangat baik dijadikan sarana pembelajaran bagi generasi muda.
Museum Malang Tempo Doeloe buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Harga  tiket masuk untuk umum adalah Rp 25.000, pelajar Rp 10.000, dan khusus warga Malang sebesar Rp 15.000. Selain tiket, Anda juga akan mendapatkan merchandise cantik dari museum ini.
Untuk mencapai Museum Malang Tempo Doeloe, Anda bisa naik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi, tinggal arahkan kendaraan Anda menuju pusat kota Malang atau Balai Kota Malang. Lokasi museum berada di belakang area balai kota, tepatnya di Jl. Gajah Mada No. 2. Jika menggunakan kendaraan umum, Anda bisa naik bus dengan kode ADL atau AL dari Terminal Arjosari.
Puas berkeliling museum, sempatkan diri Anda untuk mengunjungi tempat menarik terdekat seperti Balai Kota MalangTugu MalangPasar Splendid, dan Museum Brawijaya. Kalau masih tertarik mengunjungi wisata sejarah, bisa pula mampir ke Museum BentoelMuseum Mpu Purwa, dan Museum Zoologi Frater Vianney Malang. Selama di Malang, Anda dapat beristirahat di Tugu Malang HotelHotel Sahid Montana,Hotel MutiaraSantika Premiere Malang Hotel, atau Gajahmada Graha Hotel.

0 komentar :

Posting Komentar

 
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda, Semoga Bermanfaat !!!