Kepala Disnaker Kota Surabaya, Dwi Purnomo mengatakan sebelum menggelar acara ini, pihaknya melakukan penjaringan rencana kerja melalui pengambilan tiket masuk di kantor Disnaker Kota Surabaya.
"Ada 6.020 tiket masuk yang sudah diambil, bahkan mungkin lebih," ujarnya.
Menurut Dwi, agenda Job Market Fair ini menjadi perantara bagi para pencari kerja utuk mendapatkan peluang kerja. Bila biasanya mereka mencari satu persatu perusahaan untuk melamar kerja kemudian menunggu panggilan kerja, kini mereka bisa bertemu dalam satu lokasi secara bersamaan dan serempak.
"Job Market Fair ini mempertemukan secara langsung antara para pencari kerja dengan perusahaan. Yang jelas, untuk gaji pokok yang diberikan perusahaan kepada pekerja, tidak boleh di bawah Upah Minimum Kota (UMK)," sambung mantan Camat Sawahan ini.
Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana yang membuka acara ini, dalam sambutannya menyebut agenda ini penting untuk membantu menyerap calon tenaga kerja dari berbagai sektor sehingga tingkat pengangguran, terutama di Kota Surabaya menjadi berkurang.
"Job Fair ini diharapkan bisa membantu para pencari kerja mendapatkan pekerjaan yang cocok dan sesuai. Karenanya, agenda seperti ini perlu untuk diperbanyak. Termasuk pelayanan agar para pencari kerja bisa mendapatkan informasi detail dalam mencari pekerjaan," ujarnya.
Meski mengapresiasi gelaran Job Fair Market 2015 di Balai Pemuda, Wawali berharap agar warga Kota Pahlawan, terlebih yang masih berusia muda, untuk tidak hanya berpikir bagaimana mencari kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Karenanya, anak-anak muda diimbau untuk lebih meningkatkan kualitas dan kompetensinya.
"Jangan hanya berpikir mencari kerja tetapi juga membuka lapangan kerja. Mental kita jangan hanya terdidik sebagai buruh tetapi juga jadi juragan. Kita harus bangun karakter untuk berjuang dan tidak mudah putus asa," imbau Wawali.
Menurut Wawali, penting bagi para pemuda untuk memiliki mental tidak hanya sebagai buruh. Apalagi jelang diberlakukan nya era Masyaraka Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun ini. Sebab, dengan bermental tidak menjadi buruh, warga Surabaya akan punya kemauan kuat untuk menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri.
"Ironis kalau nanti kita beli nasi goring ternyata yang jualan orang Vietnam. Karena itu, kita harus jadi pemenang. Masa depan negeri ini ada di pundak pemuda," sambung mantan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ini.
Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan warganya menghadapi MEA, di antaranya melakukan sertifikasi pekerja dan juga mendirikan Rumah Bahasa di Balai Pemuda guna mempersiapkan warga kota agar dapat menguasai bahasa asing secara gratis.
Sebanyak 13.853 warga sudah memanfaatkan Rumah Bahasa untuk meningkatkan kompetensi bahasa asingnya. Selain bursa kerja, Disnaker Kota Surabaya juga menggelar pelatihan kerja bagi para pencari pekerja, di antaranya pelatihan servis handphone dan juga pelatihan sablon yang dipandu oleh tenaga berpengalaman yang sebelumnya dilatih oleh Disnaker Kota Surabaya.
0 komentar :
Posting Komentar